Cerpen

Berhenti

Duniaku tiba-tiba gelap. Aku pernah berkali-kali membayangkan peristiwa ini, berusaha menyiapkan hatiku, namun ternyata sia-sia. Usaha menguatkan hatiku satu tahun belakangan ini hancur begitu saja. Tidak berbekas. Aku tetap tidak bisa bahagia di hari bahagianya. Sebuah tangan mengelus pundakku lembut. "Are you okay, Kal?" Aku tidak menjawab, hanya memutar kepala ku kearah sumber suara. Dia… Lanjutkan membaca Berhenti

Traveling

Galata Tower

Metro yang aku tumpangi berhenti di stasiun Karaköy İstasyonu setelah melewati 3 pemberhentian dan menyeberangi teluk Tanduk Emas (Golden Horn). Hari ini, aku ingin mengunjungi menara Galata yang merupakan salah satu Landmark kota Istanbul. Dari menara ini juga para pengunjung bisa menikmati keindahan kota dari ketinggian. Dari halte metro, aku masih harus berjalan kaki sekitar… Lanjutkan membaca Galata Tower

Traveling

Perjalanan menuju Fatih

Kota Istanbul sudah terlihat dari ketinggian ribuan kaki. Meskipun aku tidak bisa melihat dengan jelas keindahan kota karena posisi dudukku tepat di pinggir lorong sehingga akses melihat keluar sangat terbatas. Dari dalam pesawat, aku sudah bisa menebak cuaca hari ini akan hangat karena sudah memasuki musim semi dan juga langit berwarna biru. Lalu terdengar suara… Lanjutkan membaca Perjalanan menuju Fatih

Traveling

Prolog 2: Persiapan Keberangkatan

Dua puluh tiga hari sebelum keberangkatan ke Istanbul, aku mengirim pesan WhatsApp ke salah satu temanku yang sudah pernah liburan ke Turki dari Jerman. Aku bertanya perihal visa yang harus aku miliki atau tidak dan bagaimana cara membuatnya. Sebelumnya aku berfikir bahwa untuk ke Turki tidak memerlukan visa karena sebagian negara Turki berada di benua… Lanjutkan membaca Prolog 2: Persiapan Keberangkatan

Cerpen

Hujan Sendiri

Aku pernah mengenal seorang lelaki dengan nama yang teramat panjang. Di generasi kami, nama sepanjang itu adalah sesuatu yang langka. Perkenalan kami tidak spesial dan biasa-biasa saja. Bertemu di organisasi, dia senior, aku junior berinteraksi lalu lalu berteman. Seiring berjalannya waktu, interaksi kami perlahan berubah. Dia mulai intens menghubungiku. Entah dia yang seperti buku terbuka… Lanjutkan membaca Hujan Sendiri

Cerpen

Anak Perempuan Ayah

Cinta seorang ayah mungkin tidak seperti ibu yang terang-terangan, menasihati dengan suara lembut, dan merindukan dengan luruhan air mata. Cinta ayah seringnya tidak pernah tampak. Kekhawatiran kepada anak perempuannya yang pulang terlambat seringkali terdengar seperti omelan dan amarah. Ayah seringkali marah karena hal-hal sepele. Bukan karena ayah pemarah apalagi jahat terhadap anaknya. Tapi itu adalah… Lanjutkan membaca Anak Perempuan Ayah

Cerpen

Perempuan yang Kehilangan Seyuman

Perempuan itu sudah lupa caranya tersenyum. Sekali waktu ia pernah berdiri didepan cermin dan mencoba tersenyum namun bukan senyuman yang katanya bisa mengalihkan pandangan sesorang terpantul dari cermin. Disana hanya ada seorang perempuan dengan bibir menyeringai. Tidak pantas dan tidak cantik. Ia sebenarnya adalah perempuan yang rupawan dengan kulit agak kecoklatan khas orang Indonesia dan… Lanjutkan membaca Perempuan yang Kehilangan Seyuman