Story Of my Life

Mie instant jadi makanan mahal di Jerman

<p value="<amp-fit-text layout="fixed-height" min-font-size="6" max-font-size="72" height="80">Dulu aku pikir mie instant adalah makanan murah, tapi ternyata mie instant bisa juga jadi makanan mahal. Mahalnya bukan karena sudah diolah jadi mie instant kekikian seperti di warunk upnormal tapi dari mentahnya saja sudah mahal. Dulu aku pikir mie instant adalah makanan murah, tapi ternyata mie instant bisa juga jadi makanan mahal. Mahalnya bukan karena sudah diolah jadi mie instant kekikian seperti di warunk upnormal tapi dari mentahnya saja sudah mahal.

Beberapa tahun lalu saat masih menjadi anak kosan, mie instant adalah penyelamat. Dia menjadi sahabat yang siap sedia ketika uang di kantong menipis. Mie instant bisa menjadi makanan pokok dan cemilan sekaligus. Jika ingin dijadikan cemilan, tinggal meremukknya lalu memasukkan bumbunya langsung dan di campur rata. Aku yakin hampir semua orang sepakat bahwa mie instant erat di hubungkan dengan anak kosan atau dengan mereka yang finansialnya terbatas. Pasalnya kita bisa makan enak dengan harga terjangkau. Mau makan rendang bisa langsung beli Indomie Goreng Rendang, mau makan soto banjar ada Indomie Kuah Soto Banjar atau makanan khas daerah lainnya pun tersedia. Dari hari Senin-Minggu tidak perlu khawatir bosan makan mie instant karena varian rasa dari berbagai merk sangat banyak.

Tapi, siapa sangka mie instant yang dulunya murah dan mudah di dapatkan sekarang bisa berbanding terbalik. Sejak tinggal di Jerman, mie instant adalah makanan yang tidak bisa aku santap setiap hari. Di tahun 2021 ini saja aku baru sekali makan mie Instant.

Ketika awal datang ke Jerman, aku sengaja membawa Indomie dengan berbagai rasa karena di kota tempat saya tinggal hanya ada 1 toko Asia kecil dan varian rasa mie instant yang di jual juga terbatas. Sekarang, ketika pindah ke kota besar dengan toko Asia yang cukup banyak tetap saja aku tidak bisa makan mie instant setiap saat. Bukan karena tidak ada yang jual tapi mie instant Indonesia hanya tersedia di beberapa toko dan harganya mahal. Di toko Asia favoritku, satu bungkus Indomie Goreng di hargai 50 cent atau sekitar 8500 rupiah (1 Euro = Rp. 17106,59) dan sekali makan Indomie goreng, aku bisa menghabiskan 2 bungkus. Kan kata orang begitu, makan Indomie goreng itu tidak cukup jika hanya satu bungkus. Hehehehehe. Jadi setiap kali makan Indomie aku mengeluarkan uang sekitar 17 ribu rupiah.

Lain lagi jika musim dingin seperti ini, varian mie instant favoritku adalah mie instant kuah. Mie instant kuah yang sering ku makan adalah Indomie kuah soto. Aku memang hanya butuh satu bungkus tapi makan Indomie kuah tanpa cabai rawit dan telur ibarat makan nasi padang tanpa sambal ijo nya. Kurang mantap. Nah, untuk itu aku juga harus membeli cabai rawit dong, tapi masalahnya cabai rawit disini harganya mahal sekali. Di toko asia atau toko turki, 100 gr cabai rawit dibanderol dengan harga 2€ atau sekitar 34 ribu rupiah. Dan itu hanya segenggaman tangan. Apalagi kalau mau pakai kecap manis juga, biaya yang saya keluarkan untuk memakan semangkuk Indomie kuah bisa untuk makan nasi dengan lauk ayam untuk 3 kali makan. Harga kecap manis ABC botol paling kecil yaitu 1,79€ atau sekitar 30 ribu rupiah. Sehingga jika di total aku harus mengeluarkan uang tidak kurang dari 50 ribu rupiah hanya untuk semangkuk Indomie kuah soto.

Membeli Indomie pun butuh perjuangan. Kalau dulu, saat ingin makan mie instant bisa langsung membelinya di warung dekat rumah tapi sekarang tidak begitu. Dari apartment tempat tinggalku, aku harus pergi ke toko asia yang jaraknya jauh. Aku harus berangkat tram lalu S-Bahn untuk bisa sampai ke toko asia yang menjual banyak varian rasa Indomie. Waktu tempuh yang ku butuhkan sekitar 40 menit. Itu hanya untuk berangkat saja. Berarti waktu tempuh PP +-80 menit.

Lalu, jika dibandingkan dengan makanan lain, dengan 2 bungkus Indomie, saya bisa membeli kentang seberat 2,5kg atau 500gr spaghetti atau 1 bungkus coklat milka. Tapi walaupun begitu, saya tetap saja membeli Indomie. Rasa indomie yang begitu menggoda selera bisa membangkitkan nafsu makan ketika saya bosan dengan makanan yang ada disini.

2 tanggapan untuk “Mie instant jadi makanan mahal di Jerman”

Tinggalkan komentar